Pernikahan

Apa Itu Marriage Burnout dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Pernikahan mungkin menjadi salah satu fase hidup yang paling membahagiakan. Pasalnya, akhirnya kita bisa melakukan banyak hal yang menyenangkan dengan pasangan. Meskipun begitu, ada kalanya kehidupan tidak selalu berjalan mulus serta tidak selalu dipenuhi dengan kebahagiaan.

Walaupun berhasil menikah dengan seseorang yang sangat disukai dan dicintai, tidak sedikit pasangan yang mengeluhkan rasa bosan dan lelah dalam menjalani rumah tangganya. Hal ini biasa dikenal dengan istilah marriage burnout.

Apa Itu Marriage Burnout?

Marriage burnout merupakan kondisi di mana pasangan suami istri sudah merasa sangat penat atau lelah secara mental dan fisik, dan mereka kehilangan ketertarikan dengan pasangan untuk melayani serta membahagiakan pasangannya.

Umumnya, kondisi ini seringkali dialami oleh pasangan yang telah lama membangun kehidupan rumah tangga. Atau, kondisi ini juga bisa dialami oleh pasangan yang belum siap atau matang secara mental dan finansial, seperti misalnya pada pasangan yang melakukan pernikahan di usia muda.

Cara Mengatasi Marriage Burnout

Ada banyak hal yang dapat memicu perselisihan dalam rumah tangga, mulai dari masalah finansial, masalah tanggung jawab dan pola asuh pada anak, stres karena masalah pekerjaan, bahkan hingga masalah urusan ranjang.

Marriage burnout dapat muncul apabila masalah rumah tangga terjadi secara terus-menerus. Bukan tidak mungkin kondisi ini bisa berakhir dengan perceraian jika tidak diatasi dengan tepat.

Nah, supaya TemanMama dan pasangan dapat melalui fase marriage burnout, berikut beberapa tips yang TemanMama dan pasangan bisa lakukan.

1. Berusaha untuk Selalu Jujur

Supaya TemanMama dan pasangan tidak terperangkap pada persilisihan yang dapat berakhir pada pertengkaran, sangat penting bagi pasutri untuk berkomitmen serta berusaha untuk saling terbuka tentang hal apa pun, termasuk menyampaikan keinginan masing-masing.

Demi kebahagiaan TemanMama dan pasangan, sampaikan saja dengan jujur apa yang TemanMama inginkan darinya. Begitupun sebaliknya, TemanMama juga dapat menanyakan pada pasangan apa yang ia inginkan dari diri TemanMama.

2. Luangkan Waktu untuk Berdiskusi

Ketika ada masalah, sangat penting bagi pasutri untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi demi mencari jalan keluar. Dengan terbiasa mendiskusikan banyak hal, TemanMama dan pasangan jadi sama-sama dianggap kehadirannya dan sama-sama merasa dihargai.

Selain itu, diskusi juga dapat memunculkan rasa saling membutuhkan dan kebersamaan dalam menghadapi berbagai masalah. Sehingga, hubungan emosional TemanMama dan pasangan juga akan semakin erat.

3. Jangan Ragu untuk Saling Memberi Apresiasi

Apabila sebelum menikah TemanMama atau pasangan suka memberi apresiasi, baik itu hadiah, kejutan, ataupun pujian, maka setelah menikah pun TemanMama dan pasangan harus melanjutkan kebiasaan ini.

Hal-hal sederhana seperti sekedar memberi pujian atau memberikan kejutan dapat memelihara perasaan sayang serta cinta, dan juga bisa memperkuat hubungan pernikahan kalian.

4. Saling Memberi Ruang Sendiri

Meskipun TemanMama sudah menikah, bukan berarti semua hal atau aktivitas harus dilakukan secara bersama-sama. Karena itu, TemanMama bisa meluangkan waktu untuk me time, dan pasangan juga bisa meluangkan waktu untuk me time.

Me time sama pentingnya seperti melakukan quality time bersama pasangan. Jadi, luangkanlah waktu bagi pasangan untuk saling memberi ruang sendiri.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button