KehamilanKesehatan

Sifilis dan Kehamilan: Mengatasi Risiko dan Pencegahan

Melihat Meningkatnya Kasus Sifilis Kongenital

Sifilis, meskipun dapat diobati, menjadi perhatian serius terutama dalam konteks kehamilan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat peningkatan kasus sifilis kongenital sebesar 254% sejak tahun 2016 di seluruh negeri.

Apa itu Sifilis?

Sifilis adalah infeksi menular seksual yang dapat disembuhkan, disebabkan oleh bakteri treponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui kontak seksual. Tahapan sifilis termasuk tahap primer, sekunder, laten, dan tersier, masing-masing dengan gejala yang berbeda.

Gejala dan Tahapan Sifilis

Sifilis primer muncul sebagai lesi kulit tanpa rasa sakit, sering pada alat kelamin. Tahap sekunder ditandai dengan ruam merah kasar dan gejala seperti demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan. Tahap laten bisa tidak menunjukkan gejala, sementara tahap tersier dapat merusak organ tubuh dan berakibat fatal.

Diagnosis dan Pengobatan Sifilis

Tes darah digunakan untuk mendiagnosis sifilis, dengan tes konfirmasi kedua penting untuk memastikan hasil yang akurat. Pengobatan melibatkan antibiotik, terutama penisilin, dengan dosis dan sediaan yang disesuaikan berdasarkan tahap sifilis.

Sifilis dan Kehamilan

Sifilis dapat membahayakan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Bakteri sifilis dapat menyebar ke bayi melalui plasenta, menyebabkan risiko keguguran, prematuritas, lahir mati, dan kematian bayi setelah lahir.

Cara Mencegah Sifilis

Tes kesehatan bagi semua pasangan seksual penting untuk mencegah penularan sifilis. Kondom dapat membantu mencegah penyebaran infeksi. Selama kehamilan, tes darah seharusnya dilakukan pada trimester pertama dan secara berkala selama kehamilan. Pencegahan dan pengobatan yang tepat dapat menghindari komplikasi berbahaya.

Meskipun kasus sifilis kongenital meningkat, pencegahan dan pengobatan yang tepat dapat mengatasi risiko. Seringnya tes kesehatan dan praktik seks yang aman membantu meminimalkan penyebaran penyakit ini. Bagi mereka yang berencana hamil, berkonsultasilah dengan penyedia layanan kesehatan untuk rekomendasi tes yang sesuai dengan situasi pribadi dan riwayat kesehatan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button