Kesehatan

Penyebab Bayi Bisa Terkena Tifus

Saat ini anda sudah merasakan kegembiraan menjadi seorang ibu dan bisa menyaksikan tumbuh kembang buah hati anda, namun buah hati anda tetap rentan terhadap berbagai penyakit yang dapat membuat orang tua sangat khawatir. Termasuk saat buah hati anda mengalami demam yang tinggi. Hal sulit dipercaya adalah ketika buah hati anda menderita penyakit demam tifoid atau tifus, yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran pencernaan. Bagaimana hal ini bisa terjadi bila bayi hanya menerima makanan terbatas, seperti ASI dan makanan pendamping ASI saja? Penyakit tifus adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi saluran pencernaan. Bakteri penyebab penyakit tifus adalah bakteri salmonella yang banyak terdapat pada makanan.

Saat ini ada dua jalur penularan pada bayi diantaranya melalui ibu dan melalui makanan pendamping ASI. Infeksi awal melalui ibu bisa terjadi sejak dalam kandungan hingga lahir, dan bisa juga terjadi melalui ASI. Seorang ibu yang sedang mengandung mungkin terlibat dalam penyebaran bakteri pembawa penyakit tifus hal ini dibuktikan ketika ditemukan kasus bayi menderita penyakit tifus beberapa jam setelah persalinan meskipun bayi tersebut belum meminum ASI. Sampel cairan tubuh menunjukkan adanya bakteri tersebut di dalam rahim ibu. Perlu diketahui bahwa bakteri tipus bersifat penetratif dan dapat melewati dinding-dinding barrier.

Meskipun ASI pada umumnya  merupakan makanan yang higienis, dalam beberapa kasus diketahui dapat menularkan penyakit tifus. Bagi bayi yang mendapat ASI eksklusif dan sedang menderita demam dan diare, disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi sebenarnya untuk mencegah penyakit tifus.

Penularan kedua terjadi melalui makanan yang dimakan bayi, yang kini mendapat makanan pendamping ASI. Dalam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi, perhatian ekstra tidak hanya diberikan pada kecukupan nutrisi harian saja, namun juga cara pengolahan, penyajian, dan pemberiannya agar terhindar dari infeksi bakteri penyebab tifus.

Gejala demam tifus pada bayi sulit dikenali karena bayi belum bisa mengungkapkan rasa mual dan pusing seperti balita. Bayi seringkali tidak melakukan apa pun selain menangis atau suhu tubuh tinggi dan menjadi rewel. Kadang-kadang disertai diare namun demikian ahli medis perlu melakukan serangkaian tes untuk mengetahui kondisi bayi yang sebenarnya.

Pengobatan penyakit tifus tergantung pada kondisi bayi dan penyebaran virus di tubuh bayi. Jika penyakitnya ringan, dokter mungkin menyarankan untuk beristirahat di rumah dan diberikan obat antibiotic yang harus dihabiskan. Sedangkan untuk kondisi yang lebih serius, perawatan medis dapat membantu mencegah invasi bakteri.

Selain mengobati penyebab penyakit tifus, perlu juga diketahui apakah penyebabnya karena pemberian ASI yang terkontaminasi kuman maka harus dibersihkan dari bakteri penyebab tifus jika tidak bayi akan mudah terserang kembali. Namun karena ASI memiliki sifat antibodi, bukan berarti pemberian ASI harus dihentikan, hanya saja ibunya memerlukan pengobatan.

Mencegah lebih baik daripada mengobati dalam hal menjaga kesehatan buah hati anda adalah kata yang tepat. Beberapa tindakan pencegahan tifus pada bayi yang tercantum di bawah ini akan membantu menjaga kondisi kesehatan buah hati anda. Tindakan preventif yang dilakukan oleh ibu pada minggu terakhir persalinan.  Pastikan tidak ada mikroorganisme yang dapat menularkan penyakit tifus dan memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi bayi untuk mencegah penyebaran bakteri. Melaksanakan vaksinasi wajib dan terjadwal pada bayi serta menjaga kebersihan terutama setelah buang air kecil dan besar. Meskipun buah hati anda diberi makanan pendamping ASI, orang tua harus selalu berhati-hati dalam menjaga kebersihan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button