Tumbuh Kembang

Mengenali Conduct Disorder pada Anak

Conduct disorder mengacu pada sekelompok masalah perilaku dan emosional yang berulang dan persisten pada anak-anak dan remaja. Anak-anak dengan gangguan ini mengalami kesulitan dalam mengikuti aturan, menghormati hak orang lain, menunjukkan empati, dan berperilaku secara sosial dapat diterima. Mereka sering dianggap “buruk”, bukan sebagai orang yang mengalami gangguan mental. Beberapa faktor dapat menyebabkan seorang anak mengembangkan gangguan perilaku ini, termasuk kerusakan otak, pelecehan atau pengabaian anak, kerentanan genetik, kegagalan sekolah, dan pengalaman hidup traumatis.

Apa itu Conduct Disorder?

Conduct disorder adalah gangguan perilaku pada anak yang mencakup pola perilaku mengganggu, agresif, kasar, dan sulit mengikuti aturan. Umumnya terjadi pada remaja berusia 10–19 tahun, dan lebih sering dialami oleh anak laki-laki. Gangguan ini juga sering terkait dengan gangguan mental lainnya seperti ADHD, depresi, dan gangguan belajar.

Penyebab Conduct Disorder

Meskipun penyebab pasti belum diketahui, conduct disorder dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti faktor genetik, biologis, lingkungan, psikologis, dan sosial. Riwayat keluarga dengan gangguan kejiwaan, pola asuh yang tidak tepat, serta gangguan mental pada anak dapat meningkatkan risiko conduct disorder.

Gejala Conduct Disorder

Conduct disorder dapat dibagi menjadi tiga tingkatan: ringan, sedang, dan berat. Gejalanya mencakup tindakan agresif terhadap manusia dan hewan, merusak properti, penipuan, pencurian, dan pelanggaran serius. Diagnosis conduct disorder ditegakkan jika anak menunjukkan tiga gejala spesifik dalam kurun waktu tertentu.

Anak-anak atau remaja dengan gangguan perilaku ini dapat menunjukkan beberapa perilaku berikut:

1. Agresif Terhadap Orang lain dan Hewan

  • Mem-bully, mengancam, atau mengintimidasi orang lain
  • Senang menjadi kejam dan jahat pada orang lain
  • Memulai perkelahian fisik
  • Menggunakan senjata yang dapat menyebabkan cedera fisik serius pada orang lain (misalnya, tongkat, batu, botol pecah, pisau, atau senjata api)
  • Kejam secara fisik terhadap orang atau hewan
  • Mencuri dari orang lain sambil menyakiti mereka
  • Memaksa seseorang melakukan aktivitas seksual
  • Tidak menunjukkan penyesalan yang tulus setelah tindakan agresifnya

2. Merusak/Menghancurkan Sesuatu

  • Terlibat dengan sengaja dalam pembakaran dengan niat merusak
  • Menghancurkan properti milik orang lain dengan sengaja

3. Kecurangan, Berbohong, atau Mencuri

  • Membobol bangunan, rumah, atau mobil orang lain
  • Berbohong untuk mendapatkan barang, atau keuntungan, atau untuk menghindari kewajiban
  • Mencuri barang tanpa menghadapi korban (misalnya, mencuri barang di toko tanpa membongkar pintu)

4. Melanggar Aturan

  • Sering keluar pada malam hari meskipun keberatan orang tua
  • Melarikan diri dari rumah
  • Sering tidak pulang

Cara Mengatasi Conduct Disorder

Jika tidak ditangani dengan tepat, conduct disorder dapat berdampak pada gangguan mental lainnya dan kinerja akademis anak. Beberapa metode pengobatan melibatkan psikoterapi, terapi keluarga, terapi grup, dan dalam kasus tertentu, konsumsi obat-obatan. Psikoterapi membantu anak mengendalikan emosi, sedangkan terapi keluarga meningkatkan hubungan keluarga. Terapi grup melibatkan interaksi dengan teman sebaya untuk mengembangkan keterampilan interpersonal.

Conduct disorder memerlukan penanganan yang tepat untuk mencegah dampaknya terhadap kualitas hidup anak dan keluarga. Bila anak menunjukkan gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan mental untuk diagnosis dan penanganan yang sesuai.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button