KesehatanMelahirkan

Mengenal sindrom Baby Blues setelah melahirkan

Setelah melahirkan, beberapa ibu mengalami sindrom baby blues. Meski demikian masih banyak orang yang tidak mengetahui penyebab dan penanganannya.

Baby blues adalah masalah psikologis yang biasa dijumpai oleh ibu pasca melahirkan. Pengertian lain baby blues merupakan kondisi yang di mana seorang ibu mengalami depresi ringan setelah melahirkan. Meskipun terkadang dianggap sepele, kondisi ini dapat berpengaruh negatif baik bagi si ibu maupun bayinya apabila hal ini diabaikan dan tidak segera ditangani.

Kondisi baby blues syndrome bisa membuat si ibu menjadi lebih sensitif dan emosional, seperti mudah marah, sedih, cemas, sering menangis, sulit tidur, kurang nafsu makan, serta sulit konsentrasi.

Biasanya, gejala baby blues akan memburuk di hari ke 3 – 4 pasca melahirkan dan kondisi ini akan berlangsung selama 14 hari. Dan apabila setelah 2 minggu kondisi baby blues tidak kunjung membaik, maka si ibu perlu untuk segera berkonsultasi dengan dokter yang ahli di bidang ini.

Lantas, apa yang menyebabkan seorang ibu bisa terkena baby blues syndrome setelah melahirkan?

Penyebab Syndrome Baby Blues

1. Sulit beradaptasi

Penyebab pertama kenapa seorang ibu bisa terkena baby blues yaitu kesulitan untuk beradaptasi dari kehidupan sebelum dan setelah menjadi seorang ibu. Tentu menjadi seorang ibu memiliki tugas dan tanggung jawab besar yang harus dijalani.

Tidak sedikit seseorang yang baru menjadi ibu merasa kewalahan untuk mengurus kebutuhan si kecil sendirian, pasalnya ini adalah pengalaman yang baru mereka rasakan.

2. Perubahan Hormon

Sesudah melahirkan, seorang ibu akan mengalami perubahan kadar hormon yang cukup signifikan. Selama periode ini, kadar hormon estrogen dan progesteron seorang ibu akan menurun. Sehingga hal ini bisa memicu perubahan kondisi suasana hati dan perasaan mudah tertekan serta lelah.

3. Kurang tidur

Jam tidur bayi baru lahir yang tidak teratur kerap kali menyebabkan si ibu terbangun terus di malam hari. Kurangnya waktu tidur yang dialami ibu lama kelamaan akan membuat ibu menjadi kelelahan dan tidak nyaman. Hal ini yang menjadi pemicu baby blues syndrome.

4. Memiliki histori gangguan kesehatan mental

Wanita yang memiliki histori gangguan kesehatan mental, mempunyai risiko yang lebih besar terkena baby blues syndrome. Apalagi jika riwayat gangguan kesehatan mentalnya, seperti bipolar, gangguan cemas, dan depresi.

Cara mengatasi Baby Blues

Biasanya baby blues akan sembuh dalam kurun waktu 2 minggu. Walaupun begitu, kondisi ini harus tetap dikendalikan supaya tidak terjadi dalam jangka waktu yang lama. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi baby blues, sebagai berikut:

1. Bercerita pada keluarga

Untuk meredakan gejala baby blues, bercerita dengan orang terdekat seperti sahabat atau keluarga akan meringankan beban pikiran seorang ibu. Jadi, jangan ragu untuk bercerita apabila sedang ada masalah.

2. Istirahat yang cukup

Kurang istirahat adalah salah satu pemicu baby blues. Karena itu, manfaatkan waktu tidur si kecil untuk ibu bisa beristirahat juga. Dan apabila TemanMama merasa kelelahan ketika mengurus sang buah hati, jangan ragu untuk meminta bantuan pasangan.

3. Rutin olahraga

Olahraga secara rutin bisa mengatasi baby blues. Dengan olahraga, kegelisahan ibu bisa teralihkan sekaligus dapat meningkatkan suasana hati serta kualitas tidur.

4. Konsultasi dengan dokter

Cara terakhir, TemanMama dapat berkonsultasi dengan psikolog atau dokter untuk mengurangi gejala baby blues yang sedang dirasakan, terlebih apabila gejala ini tidak kunjung hilang setelah beberapa minggu.

Di tengah rasa bahagia dengan kehadiran si kecil, baby blues pasti terasa sangat tidak nyaman dan tidak wajar bagi Anda. Tetapi ini adalah hal yang wajar dan juga banyak dialami oleh ibu-ibu lain. Untuk menghadapi situasi ini, Anda memerlukan banyak dukungan support dari orang-orang terdekat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button