Pernikahan

Menaklukkan Musuh-Musuh Keintiman

Kunci Membangun Hubungan yang Dekat dan Bermakna dengan Istri

Ketika kita baru menikah, kita mengira bahwa keintiman itu sederhana. Tidak hanya kita bersemangat untuk menjadi intim secara fisik, tetapi kita juga bersemangat untuk saling mengenal lebih baik. Kita ingin menceritakan segalanya satu sama lain dan menghadapi kehidupan seperti petualangan besar bersama. Namun, tidak butuh waktu lama bagi kita untuk menyadari bahwa keintiman tidak dapat dianggap sebagai sesuatu yang pasti. Bahkan, setelah beberapa tahun, terasa bahwa sebaliknya yang terjadi. Tanpa disadari, kita menjadi kurang intim dari waktu ke waktu, bukan semakin intim.

Mungkin Anda bisa merelatkan diri. Mungkin Anda berada dalam pernikahan di mana keintiman kurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Hal ini terjadi karena kita sering kali jatuh ke dalam perangkap musuh-musuh keintiman tanpa menyadarinya. Berikut adalah 5 musuh keintiman dengan istri Anda.

1. Ketakutan Anda

Banyak pria sebenarnya takut akan keintiman. Saya tidak berbicara tentang keintiman fisik, melainkan keintiman emosional dan hubungan. Saya tidak tahu cara berbicara tentang perasaan saya atau mengakui kekurangan saya. Saya selalu melihat hal-hal tersebut sebagai tanda kelemahan. Namun, ketika Anda membangun keintiman dengan istri Anda, melewati ketakutan terhadap hal-hal ini bukan hanya membantu, tetapi juga diperlukan.

2. Keras Kepala Anda

Aspek penting dari keintiman adalah kemampuan untuk jujur satu sama lain, mengakui kesalahan, dan meminta serta memberikan maaf. Namun, bagi beberapa dari kita, keegoan kita menghalangi. Ada sebuah pepatah yang mengatakan “keegoan datang sebelum kejatuhan.” Dan Anda akan menemukan bahwa keegoan benar-benar berfungsi sebagai rintangan di jalur keintiman yang membuat Anda tergelincir berulang kali. Jika Anda terlalu bangga untuk mengakui kesalahan Anda, meminta bantuan, atau memberi semangat kepada istri Anda, Anda akan menemukan keintiman sulit dijangkau.

3. Kemarahan Anda

Kemarahan adalah tanda puncak di antara musuh-musuh keintiman. Bagi beberapa dari kita, kemarahan adalah reaksi default ketika kita tidak tahu bagaimana mengatasi emosi kita atau kita merasa kalah dalam suatu pertengkaran. Meskipun kemarahan adalah emosi yang sah, itu tidak boleh menjadi emosi utama Anda. Dan ketika Anda marah, Anda perlu belajar cara mengelolanya karena kemarahan yang tidak terkendali bersifat merusak. Jika istri Anda memiliki rasa diri yang sehat, dia akan dengan cepat belajar untuk menjaga jarak dengan Anda. Jika sesuatu panas, Anda tidak menyentuhnya karena takut terbakar. Hal yang sama berlaku ketika Anda penuh amarah dengan istri Anda.

“Keintiman membutuhkan kesengajaan.”

4. Kelalaian Anda

Keintiman melibatkan saling memberi. Ini bukan tanggung jawab satu individu untuk “memberikan” keintiman kepada yang lain. Keintiman ditanam melalui perhatian dan perhatian. Ketika Anda teralihkan, Anda tidak membangun keintiman dengan istri Anda. Jika Anda sedang berada di ponsel di meja makan, di depan TV setelah makan malam, dan memeriksa email pekerjaan sebelum tidur, jangan heran jika dia tidak tertarik pada koneksi fisik atau emosional. Keintiman melibatkan saling memberi. Apa yang Anda berikan adalah apa yang Anda terima. Mulailah dengan memberikan perhatian.

5. Apati Anda

Dari semua musuh keintiman, apati mungkin yang paling sulit untuk diatasi. Jika Anda puas dengan menjadi dua orang yang menjadi orang tua bersama, maka Anda tidak akan pernah merasakan keintiman. Dan bukan tugas istri Anda untuk memaksa Anda menjadi intim. Anda harus berusaha. Jika Anda memutuskan untuk membuat kebun di halaman belakang Anda, Anda membuka diri pada potensi menikmati beberapa sayuran yang luar biasa. Namun jika Anda memilih untuk melakukannya dan kemudian kehilangan minat pada kebun, Anda hanya akan memiliki tempat tidur rumput yang kacau. Hal yang sama berlaku untuk hubungan Anda. Ini bisa menjadi sumber kehidupan dan kebahagiaan yang indah, tetapi tidak terjadi begitu saja. Keintiman membutuhkan kesengajaan.

Dalam menghadapi musuh-musuh keintiman dengan istri, kita perlu menyadari bahwa membangun hubungan yang kokoh memerlukan niat dan kerja keras. Keberanian untuk mengatasi ketakutan, rendah hati untuk melawan keegoan, pengelolaan kemarahan, perhatian yang penuh kasih, dan usaha aktif untuk mengatasi apati adalah kunci ke arah keintiman yang sejati. Ingatlah, keintiman bukanlah sesuatu yang terjadi secara otomatis, tetapi sebuah perjalanan yang memerlukan investasi dan komitmen dari kedua belah pihak.

Sebagaimana sebuah pepatah mengatakan, “Keintiman membutuhkan kesengajaan.” Oleh karena itu, mari kita bersama-sama melewati rintangan-rintangan ini dan membangun fondasi yang kuat untuk hubungan yang lebih dekat dan bermakna dengan istri kita. Dengan keberanian dan tekad, kita dapat mencapai keintiman yang sejati dan merasakan kebahagiaan yang mendalam dalam perjalanan hidup bersama.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button