Memahami Sindrom Asperger pada Anak: Penyebab dan Gejalanya
Sindrom asperger merupakan bagian dari spektrum autisme, suatu gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan sosial, komunikasi, dan perilaku seseorang. Pada anak-anak, gejala sindrom asperger umumnya mulai terlihat sejak usia dini, yaitu saat anak berusia sekitar 3 – 5 tahun. Mengetahui gejala sindrom ini secara dini dapat membantu orang tua memberikan dukungan yang sesuai pada anak.
Untuk lebih jelasnya, berikut ialah penyebab dan beberapa gejala sindrom asperger pada anak.
Penyebab Sindrom Asperger pada Anak
Hingga kini, penyebab sindrom asperger belum diketahui dengan pasti. Tetapi, penyebab sindrom ini dikaitkan dengan penyebab gangguan spektrum autisme. Para ahli meyakini bahwa kelainan genetik yang diwariskan atau diturunkan ikut berperan dalam terjadinya gangguan spektrum autisme serta sindrom asperger ini.
Selain faktor keturunan, para ahli juga masih meneliti dan mengidentifikasi apakah obat-obatan, infeksi virus, polusi udara, atau komplikasi kehamilan juga berperan dalam perkembangan sindrom ini.
Gejala Sindrom Asperger pada Anak
Umumnya, gejala sindrom asperger pada anak dapat berbeda-beda. Tetapi, terdapat beberapa gejala atau ciri yang khas, di antaranya:
1. Kesulitan dalam Interaksi Sosial
Anak dengan sindrom asperger sering mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Mereka mungkin tidak mampu membaca ekspresi wajah atau bahasa tubuh lawan bicaranya dengan baik, sehingga sulit bagi mereka untuk memahami perasaan orang lain.
2. Keterbatasan dalam Berbicara dan Berkomunikasi
Bahasa yang digunakan oleh anak dengan sindrom asperger biasanya bisa berkembang dengan normal, namun mereka mungkin memiliki cara berbicara yang kaku dan formal. Selain itu, mereka juga akan kesulitan dalam memahami humor, metafora, atau ungkapan bahasa yang tidak literal.
3. Gangguan Perilaku
Anak yang mengidap sindrom asperger umumnya sering mengulangi perilaku yang tidak wajar secara berkali-kali, seperti menggoyangkan tangan atau memainkan jari-jemari. Selain itu, anak dengan sindrom ini juga cenderung tidak menyukai perubahan dalam rutinitas harian, serta merasa kesulitan dalam mengontrol emosinya.
4. Ketertarikan Khusus
Anak dengan sindrom asperger sering memiliki minat yang sangat khusus dan intens terhadap suatu topik tertentu. Mereka bisa menghafal informasi yang sangat detail mengenai minat mereka, dan mungkin sulit untuk beralih ke topik lain. Hal ini bisa menjadi sumber kegembiraan dan fokus bagi mereka.
Jika TemanMama mencurigai adanya gejala sindrom ini pada anak, segera konsultasi dengan profesional kesehatan atau psikolog anak agar si kecil mendapat diagnosa yang tepat dan perawatan yang ideal. Dukungan dini dan pemahaman mengenai kebutuhan anak dengan sindrom asperger dapat membantu mereka mengatasi hambatan dan bisa berkembang dengan optimal.