Ketakutan yang Dirasakan Oleh Anak Sesuai Usianya
Rasa takut adalah bagian alami dari perkembangan emosional dan kognitif anak. Namun mereka memiliki rasa takut yang berbeda-beda sesuai dengan usia mereka. Bahkan bayi yang baru lahir juga mempunyai rasa takut.
Sebenarnya rasa takut yang dirasakan pada anak memiliki fungsi untuk meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pengelolaan emosi. Lalu ketakutan seperti apa yang biasanya dirasakan oleh anak ? yuk simak beberapa ulasan berikut.
1. Usia 0–1 tahun
Biasanya bayi merasa takut dengan suara keras yang tak terduga atau mengejutkannya. Tak hanya itu, saat bayi kehilangan kontak fisik, pendengaran ataupun visual dengan orang dewasa di dekatnya. Itulah mengapa mereka seringkali takut terhadap wajah-wajah orang yang tidak familiar dengannya. Selain itu,di usia ini bayi takut terhadap orang yang menggunakan kostum yang tampak mengancam baginya, seperti orang berpakaian jubah hitam atau badut.
2. Usia 2-3 tahun
Rasa takut terhadap binatang dan benda-benda yang besar sering mengganggu anak usia 2 tahun. Mereka juga sangat takut dengan ruangan yang gelap. Ketakutan mereka akan meningkat saat ada perubahan dalam lingkungan sekitar mereka.
3. Usia 4-7 tahun
Saat anak memasuki usia 4-7 tahun, mereka cenderung mulai mengembangkan pikiran mereka yang imajinatif. Mereka juga sudah mulai membayangkan sesuatu.
Namun sayang, pada usia ini mereka kurang dapat membedakan mana hal yang nyata dan tidak nyata seperti hantu, monster, dan lain-lain. Akibatnya, mereka sering mimpi buruk.
4. Usia 8-9 tahun
Memasuki usia 8-9 tahun, anak masih merasa takut untuk berpisah dengan orang lain. Termasuk ketakutan jika dijauhi atau ditinggal teman. Selain itu di usia ini anak biasanya takut terhadap dokter ataupun jarum suntik.
5. Usia 10 tahun ke atas
Di usia 10 tahun ke atas, ketakutan anak bukan lagi hal-hal yang tidak nyata, melainkan lebih mengarah kepada hal-hal yang tak dapat dikendalikannya, seperti pergaulan sosial, penampilan fisik, penolakan dari teman sebaya, dan sebagainya. Mereka juga memiliki kekhawatiran terhadap pandangan orang lain terhadap diri mereka.
Lalu bagaimana orang tua membantu anak dalam menghadapi ketakutan dan kecemasan mereka ? Bisa dilakukan dengan beberapa hal, yaitu
- Tenangkan mereka dengan berkata “Tidak apa-apa nak, kamu aman, kan ada mama dan papa disini.” Biarkan anak tahu bahwa ada kita yang akan melindunginya. Berikan pelukan dan suara yang menenangkan.
- Membuat suasana yang aman dan nyaman. Dengan menciptakan lingkungan yang nyaman, ramah anak, dan bebas dari ancaman untuk membantu mengurangi katakutan pada anak.
- Mendengarkan dan memvalidasi perasaan anak. Dengarkan dengan empati mengenai ketakutan anak dan pastikan mereka tahu bahwa perasaannya dipahami. Berikan penjelasan yang sederhana dan sesuai usia tentang apa yang menjadi sumber ketakutannya. Berbagi informasi yang tepat dan realistis dapat membantu mengurangi rasa takut dan ketidakpastian.
Dengan mengetahui hal-hal yang ditakuti anak secara umum, Orang tua menjadi tahu, bagaimana sebaiknya bersikap ketika si kecil mulai memperlihatkan ketakutan-ketakutannya sesuai dengan perkembangan usianya dan orang tua juga harus mau lebih meluangkan waktu untuk bersama-sama mengatasi rasa takut si kecil agar tidak terus-menerus atau menjadi ketakutan yang dibawanya hingga dewasa ya.