KesehatanTumbuh Kembang

Ketahui Gejala Gangguan Apraksia pada Anak dan Cara Mengatasinya

Apraksia pada anak ialah gangguan saraf di otak yang membuatnya kesulitan mengkoordinasikan otot yang digunakan ketika bicara. Anak yang menderita apraksia mengetahui apa yang ingin ia katakan, namun kesulitan dalam menggerakkan lidah, rahang, dan bibir untuk berbicara.

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan gangguan ini ialah, mulai dari gangguan perkembangan otak, cedera kepala, atau faktor genetik. Gangguan apraksia pada anak dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan baik dan memahami lingkungan sekitarnya.

Gejala Apraksia pada Si Kecil

Apraksia umumnya baru dapat terdeteksi pada anak usia di bawah 3 tahun atau batita. Berikut ialah beberapa gejala yang bisa menandakan anak mengalami gangguan apraksia.

  • Kurang mengoceh saat bayi.
  • Anak terlihat kesulitan menggerakkan mulut untuk mengunyah, meniup, ataupun mengisap.
  • Anak mengalami cadel atau kesulitan ketika mengucapkan huruf konsonan yang berada di awal dan di akhir kata, seperti “minum”, “makan”, dan “tidur”.
  • Anak terlihat sulit mengatakan kata yang sama untuk kedua kalinya.
  • Sulit mengatakan suatu kata yang mirip, seperti “kuku”, “buku”, dan “susu”.
  • Anak cenderung lebih sering menggerakkan tubuh untuk berkomunikasi, seperti menangis jika ingin minum atau makan, serta lebih memilih menyodorkan tangan saat ingin meminta sesuatu.

Cara Mengatasi Apraksia pada Si Kecil

Berikut ialah beberapa cara yang orang tua bisa lakukan untuk membantu meningkatkan kemampuan berbicara anak yang menderita gangguan apraksia.

1. Terapi Wicara

Terapi wicara ialah cara paling ampuh untuk mengatasi apraksia pada si kecil. Biasanya, terapi ini harus dilakukan secara rutin sebanyak 2 kali dalam seminggu sampai hasilnya terlihat.

2. Terapi Musik

Penelitian menunjukkan bahwa terapi musik terbukti dapat membuat si kecil mengeluarkan lebih banyak suku kata serta kombinasi bunyi yang berbeda. Terapi ini bahkan dipercaya dapat meningkatkan kemampuan komunikasi anak dalam aktivitas sehari-hari.

3. Bahasa Isyarat

Menggunakan bahasa isyarat juga dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan bicara pada anak. Dengan menggunakan bahasa isyarat, anak bisa berlatih menggerakkan mulut untuk mengatakan suatu kata.

Dukungan keluarga dan orang tua sangat penting dalam melatih bicara pada anak yang menderita gangguan apraksia. Dengan menerapkan beberapa cara di atas, diharapkan gangguan bicara apraksia pada si kecil bisa teratasi dan ia bisa berkomunikasi dengan lancar.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button