KehamilanKesehatan

Jenis-jenis Kontraksi Saat sedang Hamil

Pengetahuan akan jenis kontraksi wajib diketahui ayah-bunda untuk memudahkan antisipasi

Pada dasarnya nyeri kontraksi tidak hanya terjadi sebelum melahirkan. Pada beberapa kasus bisa terjadi pada ibu hamil yang masa kehamilannya jauh dari tanggal perkiraan lahir. Tanda-tanda umum ibu hamil yang mengalami kontraksi adalah perut terasa kencang dari tengah hingga bawah. Gejala ini tentu menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi wanita yang baru pertama kali mengandung.

Oleh karena itu, dianjurkan bagi seluruh calon ibu untuk lebih memahami berbagai jenis kontraksi kehamilan dan mengetahui cara mengatasinya. Kontraksi sendiri terbagi menjadi lima jenis, yaitu kontraksi awal, kontraksi palsu, kontraksi saat berhubungan badan, kontraksi inersia, dan kontraksi persalinan. Apakah perut kencang yang anda rasakan sebenarnya kontraksi atau hanya gerakan bayi di dalam rahim Anda? Di bawah ini penjelasan lengkap masing-masing jenis kontraksi cara mengatasinya.

1. Kontraksi Dini

Jenis kontraksi hamil yang pertama adalah kontraksi dini. Kontraksi dini biasanya terjadi pada awal kehamilan, atau pada trimester pertama. Kontraksi seperti ini terjadi saat tubuh masih dalam prosese menyesuaikan diri dengan perubahan akibat  kehamilan. Tidak perlu khawatir jika perut terasa kencang di awal kehamilan. Kontraksi jenis ini disebabkan oleh peregangan jaringan ikat di sekitar rahim dan biasanya menyebabkan kembung, sembelit, dan dehidrasi. Secara umum, nyeri kontraksi dini masih dianggap normal. Anda perlu berhati-hati jika kontraksi tidak mereda dan disertai dengan keluarnya darah. Segera dapatkan pertolongan medis untuk penanganan lebih lanjut.

2. Kontraksi Palsu

Kontraksi palsu atau kondisi Braxton-Hicks biasanya sering terjadi pada usia kehamilan antara 32 dan 34 minggu. Kontraksi jenis ini terjadi setiap 30 menit dan berlangsung sekitar 30 detik. Tanda-tanda kontraksi palsu adalah munculnya rasa sakit pada perut atau rasa kram saat menstruasi. Untuk mengatasi kontraksi palsu, berendamlah dengan  air hangat. Namun, saat kontraksi yang dialami semakin kuat dan jaraknya semakin pendek, anda mungkin semakin mendekati tanggal persalinan.

3. Kontraksi saat Berhubungan Badan

Jika Anda baru pertama kali hamil, dokter kandungan akan selalu mengingatkan anda untuk tidak berhubungan dahulu hingga usia kehamilan memasuki usia bulan ke empat, dan menghentikan sementara aktivitas tersebut pada bulan ke delapan kehamilan. Hal ini tidak sepenuhnya salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar, karena sperma mengandung hormon yang disebut prostaglandin. Hormon ini dapat menyebabkan kontraksi pada rahim yang dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran bayi prematur.

4. Kontraksi Inersia

Kontraksi kehamilan jenis keempat ini sering terjadi pada ibu hamil yang proses kehamilan lemah, pendek, atau tidak mengikuti tahap-tahap kehamilan normal. Kontraksi inersia disebabkan oleh kelainan fisik pada ibu, seperti kurang nutrisi, gizi buruk saat hamil, anemia, hepatitis atau TBC, miom. Kontraksi inersia terdiri dari tingkat primer dan sekunder. Kontraksi primer adalah ketika tidak ada kontraksi sama sekali saat melahirkan, sedangkan kontraksi sekunder adalah kontraksi yang baik, kuat, teratur pada awalnya, namun kemudian hilang dengan begitu saja.

5. Kontraksi Persalinan

Kontraksi terakhir adalah kontraksi persalinan yang sebenarnya. Merupakan hal yang wajar jika ibu hamil mengalami kontraksi seperti ini sebelum melahirkan dengan normal. Kontraksi  biasanya terjadi 3 kali dalam 10 menit dan berlangsung selama 20 hingga 40 detik. Frekuensinya juga meningkat  lebih dari lima kali dalam 10 menit. Hal ini disertai  dengan keluarnya lendir bercampur darah, pecahnya ketuban, dan keinginan untuk mendorong bayi keluar dari rahim. Jika mengalami kontraksi seperti ini, segera pergi ke rumah sakit karena bayi anda akan segera lahir.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button