Hal yang Harus Anda Lakukan Saat Istri Membuat Anda Marah
Suatu ketika, saya berbicara dengan seorang teman yang telah menikah selama lebih dari 20 tahun. Dengan santai ia menyebutkan bahwa ia bisa menghitung dengan satu tangan jumlah pertengkaran yang ia dan istrinya alami selama itu. Saya tertawa kecil dan menjawab, “Ya, saya hampir bisa menghitung dengan satu tangan jumlah pertengkaran yang kami alami sepanjang minggu ini-hampir.”
Saya bercanda, tetapi saya ingin menyampaikan suatu hal. Ada anggapan di luar sana bahwa pasangan yang sehat selalu sepaham dan tidak pernah mengalami ketegangan. Tapi itu sama sekali tidak benar. Pernikahan saya cukup sehat, namun masih ada kalanya istri saya membuat saya marah (dan saya juga pasti membuatnya sangat marah), karena kami berdua manusia dan terkadang hal itu terjadi. Kunci dari hubungan yang sehat bukanlah apakah istri saya membuat saya marah, tapi apa yang saya lakukan untuk mengatasinya. Berikut adalah 7 pilihan yang harus Anda lakukan saat dia membuat Anda marah.
Ketika istri membuat kita marah, reaksi spontan kita hampir selalu salah. Kita cenderung merespons secara defensif dan emosional. Respon terbaik saat istri Anda membuat Anda marah adalah dengan berhenti sejenak. Ini memberi Anda kesempatan untuk tidak bereaksi secara impulsif, mempertahankan kendali atas emosi Anda. Sejenak berhenti adalah cara untuk membiarkan gelombang emosi awal mengalir melewati Anda sehingga Anda dapat menenangkan diri dan terlibat dengan tenang.
Selama berhenti sejenak, bicaralah pada diri sendiri. Berbicara kepada diri sendiri membantu menyelaraskan emosi dan pemikiran. Mengingatkan diri sendiri untuk tidak bersikap defensif atau mencoba memahami sisi istri Anda dapat membantu meredakan ketegangan. Jangan ragu untuk menafsirkan tindakannya dengan penuh kasih. Mengasumsikan yang terbaik tentang pasangan hidup Anda dapat mengubah perspektif Anda dalam menghadapi pertengkaran.
Klarifikasi juga penting. Ajukan pertanyaan untuk memahami lebih dalam mengapa istri Anda bertindak seperti itu. Terkadang, kesalahpahaman sederhana dapat menjadi akar masalah. Berbicaralah secara jujur tentang perasaan Anda. Menceritakan bagaimana tindakan atau kata-katanya mempengaruhi Anda adalah langkah penting untuk membangun pemahaman.
Memaafkan bukan berarti mengesampingkan kesalahan, tetapi melepaskan dendam dan berkomitmen untuk memperbaiki hubungan. Ini melibatkan pengakuan bahwa ada kesalahan, tetapi memilih untuk tidak terus memendamnya. Setelah semua langkah diambil, lanjutkan. Catat pengalaman tersebut sebagai pembelajaran, tetapi jangan mengungkit-ungkitnya lagi.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Anda dapat mengelola konflik dengan lebih bijaksana dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan istri Anda. Pernikahan yang sehat memerlukan kesabaran, pengertian, dan kemauan untuk terus belajar satu sama lain.