Apakah TikTok Aman untuk Anak-Anak ?
Setiap hari, hampir dua miliar orang di seluruh dunia membuka ponsel mereka untuk menjelajahi aplikasi TikTok. Dengan pengguna rata-rata mengunjungi delapan kali sehari, dan menghabiskan sekitar 95 menit di platform ini, pertanyaan muncul: Apakah TikTok aman untuk anak-anak?
Studi menunjukkan bahwa 32,5% pengguna TikTok berusia di bawah 19 tahun, memperlihatkan dampak besar platform ini terhadap pemikiran dan perilaku generasi muda. Namun, perlu diingat bahwa TikTok, meskipun terlihat sebagai sarana koneksi sosial yang aman, menyimpan risiko tertentu.
Jangan asumsikan bahwa TikTok adalah lingkungan netral. Penelitian Wall Street Journal menemukan bahwa platform ini mempromosikan konten seksual kepada pengguna di bawah 15 tahun. Konten berbahaya seperti pornografi, narkoba, dan alkohol dapat ditemui, bahkan dengan pengaturan kontrol orang tua yang ketat. Penting bagi orang tua untuk memahami apa yang anak-anak lihat di TikTok.
Ketika anak-anak terpapar konten yang tidak sesuai, risiko perubahan sikap, perilaku berisiko, dan pengambilan keputusan buruk meningkat. TikTok, dengan segala tantangan dan trennya, dapat memengaruhi anak-anak dengan cara yang tidak terduga. Orang tua harus aktif dalam memantau dan mengelola pengalaman TikTok anak-anak mereka.
Salah satu bahaya yang patut diperhatikan adalah tren “tantangan” yang dapat mendorong partisipasi dalam aktivitas berbahaya atau ilegal. Misalnya, tantangan membakar diri sendiri atau gegar otak dapat membahayakan keselamatan anak-anak. Orang tua perlu terlibat aktif dalam mengajarkan anak-anak mereka tentang risiko dan konsekuensi dari tantangan semacam itu.
Terkadang, TikTok bisa menjadi tempat pembelajaran yang positif, seperti teknik memasak atau tips juggling. Namun, orang tua harus tetap waspada terhadap potensi paparan anak-anak terhadap konten yang tidak aman. Melalui pemantauan aktif dan keterlibatan, orang tua dapat membantu melindungi anak-anak dari risiko yang mungkin timbul dari penggunaan TikTok.
