Faktanya banyak faktor yang mempengaruhi produksi ASI. Produksi ASI yang terjadi di dalam tubuh bergantung pada dua hormon yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin sendiri berpengaruh besar terhadap produksi ASI. Di sisi lain hormon oksitosin mempengaruhi proses mengeluarkan ASI. Semakin banyak nutrisi yang masuk ke dalam tubuh ibu, semakin banyak pula prolaktin yang terkandung di dalam hormon dan semakin banyak pula air susu yang diproduksi. Oleh karena itu banyak yang menyarankan ibu menyusui untuk selalu memperhatikan pola makannya agar dapat menghasilkan nutrisi yang memperlancar produksi ASI. Sedangkan untuk oksitosin sendiri fungsi hormon ini bergantung pada sering tidaknya bayi menghisap puting susu. Semakin banyak bayi menghisap semakin banyak hormon oksitosin yang dikeluarkan sehingga membantu aliran ASI menjadi lebih lancar. Hormon oksitosin ini umumnya disebut juga dengan hormon kasih sayang karena berhubungan dengan suasana hati dan emosi ibu saat menyusui bayinya. Namun jika kedua hormon tersebut tidak bekerja dengan lancar, berikut beberapa tips untuk membantu keduanya berfungsi optimal, antara lain :
1. Konsumsi makanan bernutrisi
Untuk menjamin kelancaran aliran ASI ibu menyusui harus memperhatikan asupan gizi seimbang. Makanan yang dianjurkan untuk melancarkan aliran ASI antara lain oatmeal, labu kuning, kacang-kacangan, alpukat, sayuran berdaun hijau, biji-bijian, dan makanan kaya protein. Bila perlu, ibu menyusui sebaiknya mendapat suplemen gizi suportif yang mengandung zat besi, kalsium, protein, vitamin A, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin D, dan yodium berdasarkan anjuran dokter kandungan, boleh konsumsi makanan.
2. Tingkatkan frekuensi menyusui, memerah dan memompa ASI
Tujuannya untuk meningkatkan produksi air susu yang banyak. Telah terbukti bahwa semakin jarang bayi disusui oleh ibunya, semakin sedikit produksi ASI yang dihasilkan. Jika ibu memiliki pekerjaan yang sibuk dan khawatir akan menurunnya produksi ASI, maka pompa payudara dengan menggunakan alat khusus agar produksi ASI tetap tinggi.
3. Meminimalisir gangguan psikologi
Gangguan tersebut contohnya seperti stres. Stres sendiri dapat menyebabkan menurunnya produksi ASI. Hal ini terjadi karena ibu tidak rileks, tenang dan bahagia. Faktor psikologis juga menyebabkan berkurangnya pasokan ASI yang berarti bayi semakin sedikit menghisap ASI sehingga berdampak buruk bagi bayi.
4. Merawat payudara
ASI sangat bergantung pada nutrisi yang terkandung dalam tubuh ibu. Namun menjaga keindahan bentuk payudara juga sangat penting, karena banyak wanita yang tidak mau menyusui anaknya karena takut payudara menjadi lembek dan kehilangan kekencangannya. Oleh karena itu, payudara ibu memerlukan sedikit perhatian. Caranya adalah dengan memijat payudara dan membasuhnya bergantian dengan air panas dan dingin.
5. Gunakan kedua payudara secara bergantian untuk menyusui si kecil
Untuk mendapatkan pasokan ASI yang melimpah usahakan menyusui bayi dengan menggunakan kedua payudara di sisi kanan dan sisi kiri secara bergantian. Bayi menyusu pada kedua sisi bayi menghisap susu dengan ritme cepat hingga lambat. Jika pasokan ASI melambat ibu dapat memindahkan bayi ke payudara lain untuk membantu kelancaran aliran ASI.
6. Hindari penggunaan botol dan dot
Ibu yang aktif menyusui kemungkinan besar ingin bayinya terus menghisap ASI langsung dari payudaranya. Oleh karena itu sebaiknya ibu menghindari penggunaan botol atau dot saat memberikan minuman atau suplemen nutrisi pendamping ASI. Meski usia bayi kurang dari 2 minggu ibu bisa langsung menggunakan cangkir atau pipet agar bayi terbiasa menyusu langsung ke payudara.
7. Pertimbangkan penggunaan kontrasepsi hormonal
Alat kontrasepsi hormonal masih dinilai aman untuk dikonsumsi ibu menyusui. Namun karena kandungan hormon estrogen pada kontrasepsi dapat mengakibatkan ASI cepat kering dan ASI tidak diproduksi dalam jumlah yang cukup. Selain itu konsultasikan juga dengan dokter spesialis mengenai penggunaan alat kontrasepsi yang aman bagi ibu menyusui.