BalitaBayiKesehatan

Mengatasi Demam Setelah Bayi Imunisasi

Imunisasi atau vaksinasi merupakan cara yang sangat efektif untuk mencegah berbagai jenis penyakit. Pemberian vaksinasi dengan cara disuntik atau oral bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melindungi buah hati anda dari serangan penyakit berbahaya dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh yang semakin kuat. Bayi yang tidak bisa menerima perubahan lingkungannya dikhawatirkan akan lebih mudah terserang penyakit. Dengan pemberian vaksinasi dapat mengurangi risiko pada bayi yang diberikan imunisasi dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi BCG merupakan vaksinasi wajib yang diberikan sesuai dengan tumbuh kembang bayi, yang tidak ada perubahan besar setelah vaksinasi. Imunisasi Hepatitis B akan diberikan sebanyak 3 kali disertai dengan keluhan yang muncul rasa nyeri dan demam ringan walaupun keluhan yang muncul dapat berbeda dengan bayi lainnya. Imunisasi polio yang digunakan untuk mencegah serangan penyakit polio jarang menimbulkan efek samping. Imunisasi campak tidak menimbulkan efek samping apa pun pada sebagian bayi, meskipun sebagian bayi mungkin mengalami reaksi seperti demam dan diare.

Selanjutnya adalah imunisasi DPT yang menyebabkan efek samping seperti kehilangan nafsu makan, nyeri pada di daerah bekas suntikan, muntah-muntah, dan demam. Meskipun manfaat vaksinasi tidak diragukan lagi, beberapa orang tua mungkin khawatir bahwa suhu badan bayi mereka meningkat setelah vaksinasi. Apa yang orang tua harus lakukan? Beberapa vaksin, seperti vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus), memang menyebabkan perubahan suhu tubuh bagi bayi anda sehingga orang tua tidak perlu panik. Bayi menjadi tidak bisa tidur, mudah menangis, dan gelisah. Hal ini bukan karena vaksin yang diberikan tidak tepat, melainkan karena perubahan suhu tubuh yang membuat bayi anda menjadi tidak nyaman. Setelah vaksinasi keberhasilan vaksinasi dapat dilihat dengan perubahan nyata seperti peningkatan suhu tubuh, demam, dan pembengkakan pada daerah bekas suntikan.

Saat pemberian vaksin yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh, sering kali membuat kedua orang tuanya panik, serba salah bahkan ikut menangis tidak tega dengan kondisi bayi. Meskipun anda sudah diberitahu sebelumnya mengenai perubahan yang dialami pada bayi anda setelah vaksinasi, Anda selalu dapat menanyakan obat untuk antisipasi mencegah naiknya demam sewaktu-waktu. Jika panas bayi anda mencapai 38°C obat penurun panas tidak diperlukan lagi.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi suhu tubuh yang tinggi pada bayi pasca imunisasi, diantaranya:

  1. Menyusui sesering mungkin. ASI mengandung zat yang bisa mengurangi kenaikan suhu tubuh.
  2. Menggendong bayi, meningkatkan penggunaan zat pereda nyeri sehingga dapat mengurangi nyeri yang dialami bayi.
  3. Mohon jangan menggunakan bedong atau selimut tebal, dan kenakan pakaian yang mudah menyerap keringat.
  4. Mengompres dengan air hangat untuk mengurangi risiko kejang-kejang dibandingkan menggunakan air dingin.
  5. Kompres dengan air hangat untuk mengurangi pembengkakan setelah penyuntikan. Kebanyakan bayi merasakan nyeri dan merasa tidak nyaman saat daerah suntikannya tersentuh.
  6. Berikan pijatan lembut dan halus untuk membuat bayi merasa nyaman
  7. Selalu gunakan termometer (alat pengukur suhu tubuh) untuk memantau kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi.
  8. Normalnya, suhu tubuh bayi anda akan naik sekitar 38-40 derajat Celcius, namun suhu tersebut akan turun dengan sendirinya dalam waktu 1-2 hari. Jika panas bayi anda melebihi 38 derajat anda dapat memberikan obat penurun panas sesuai anjuran dokter. Jika gejala yang dialami tidak kunjung mereda dan bayi memiliki riwayat kejang maka bisa berkonsultasi ke dokter.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button