Dampak Kesehatan dari Menunda Kehamilan
Kesehatan bisa menjadi pertimbangan untuk berpikir ulang menunda kehamilan
Karena berbagai alasan, pasangan suami dan istri yang masih muda kerap menunda memiliki anak. Mulai dari kondisi finansial yang tidak stabil hingga kesiapan mental menjadi orang tua sering dijadikan alasan untuk menunda kehamilan. Apakah keputusan ini mempunyai konsekuensi pada perempuan?
Sebenarnya, sah-sah saja bagi pasangan muda untuk memutuskan apakah akan segera memiliki anak atau menunda dulu. Padahal, persoalan ini memerlukan pertimbangan dan persiapan yang matang. Namun, jika anda dan pasangan memutuskan untuk tidak terburu-buru memiliki anak, ada beberapa hal yang perlu anda ingat.
Salah satunya adalah mengetahui tenggat waktu yang dibutuhkan. Artinya, perlu ada kesepakatan yang jelas mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan. Secara umum, menunda kehamilan tidak menimbulkan penyakit tertentu jika dilakukan dengan cara yang benar. Salah satu cara untuk menunda kehamilan adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Kekhawatiran utama adalah anda dan pasangan akan merasa “nyaman” dan berhenti memikirkan untuk memiliki anak. Apalagi jika keinginan memiliki anak muncul di kemudian hari. Karena, keterlambatan kehamilan dapat menyebabkan kondisi yang dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan baik pada pria maupun wanita, kondisi-kondisi tersebut antara lain:
1.Kesuburan yang menurun
Setelah sekian lama memutuskan untuk menunda kehamilan, anda dan pasangan tiba-tiba mulai ingin memiliki kehadiran anak di dalam keluarga. Jadi apa yang harus dilakukan? Tentunya jika anda memperhatikan hal ini, sebaiknya anda dan pasangan segera mengunjungi dokter spesialis kandungan dan berkonsultasi untuk mendapatkan saran terbaik.
Namun penundaan ini justru dapat menyebabkan penurunan kesuburan baik pada pria maupun wanita. Meski bukan karena penggunaan alat kontrasepsi, salah satu penyebab jelasnya adalah penuaan. Dalam hal ini, penuaan dapat menurunkan jumlah sel telur di ovarium sehingga dapat mempengaruhi kualitas sperma. Khususnya pada wanita, kesuburan menurun lebih cepat setelah mencapai usia 35 tahun.
2. Risiko cacat lahir
Bagi mereka yang menunda kehamilan namun tetap menjaga pola makan dan gaya hidup sehat, masalah kesuburan mungkin tidak perlu dikhawatirkan. Namun, ada risiko yang membayang-bayangi para wanita yang akhirnya hamil setelah menunda sekian lama. Jika anda hamil di usia yang lebih tua, ada risiko bayi yang dilahirkan menderita cacat saat lahir.
3. Persalinan yang mungkin berbahaya
Wanita yang memilih untuk hamil dan melahirkan setelah usia 40 tahun biasanya menghadapi tantangan yang unik. Pasalnya, melahirkan di usia ini membutuhkan usaha yang lebih banyak, apalagi untuk melahirkan secara normal.
Selain itu, bertambahnya usia ibu hamil juga berdampak pada kondisi fisik dan organ dalam tubuh. Selain faktor usia, rahim seorang wanita juga ikut menua dan dapat menimbulkan komplikasi kesehatan jika kondisinya tidak lagi prima.
Walupun menunda kehamilan memiliki risiko tersendiri, namun hal tersebut juga merupakan langkah yang baik untuk masa depan buah hati anda. Sebab, persiapan emosional dan finansial orang tua memberikan landasan yang kokoh bagi tumbuh kembang anak. Jika orang tua siap mental, baik istri maupun suami bisa lebih baik dalam mengatasi stres dan terhindar dari masalah psikologis seperti baby blues syndrome.
Untuk menunda kehamilan, penting bagi wanita dan pria untuk mengetahui alat kontrasepsi mana yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan mereka dan mendapatkan informasi tersebut dari dokter yang berpengalaman. Jika anda memutuskan ingin memiliki anak setelah beberapa waktu, bicarakan lagi dengan dokter mengenai program kehamilan terbaik agar tidak salah dalam mengambil langkah.