Dampak Buruk Akibat Pola Asuh Overprotektif pada Anak
Sudah menjadi hal yang lumrah bahwa setiap orang tua selalu ingin melindungi anaknya apapun yang terjadi. Tetapi, apabila perlindungan yang diberikan terlalu berlebihan atau overprotektif, hal ini malah bisa berdampak buruk terhadap tumbuh kembang anak.
Apa itu Pola Asuh Overprotektif ?
Overprotektif merupakan pola asuh yang terlalu berlebihan dalam usaha melindungi anak. Orang tua yang overprotektif biasanya khawatir terhadap bahaya dan risiko yang bisa dialami oleh anaknya. Karena itu, orang tua yang overprotektif akan berusaha melindungi anaknya dari rasa sakit, sisi emosional, dan mental.
Beberapa contoh pola asuh orang tua yang overprotektif, seperti melarang anak bermain di luar rumah karena takut kotor dan terluka, melarang anak bermain sepeda karena takut jatuh, selalu memantau aktivitas yang dilakukan anak, dan lain-lain.
Sebenarnya, pola asuh overprotektif mempunyai niat yang baik karena ingin melindungi dan memastikan anak baik-baik saja. Tetapi, apabila cara melindunginya sudah berlebihan dan sampai membatasi anak, hal ini akan berdampak buruk bagi kehidupan anak.
Dampak Buruk Pola Asuh Overprotektif
Berikut ini beberapa dampak buruk yang bisa timbul akibat pola asuh overprotektif pada anak.
1. Anak Menjadi Penakut
Ketakutan orang tua yang berlebihan akan menular pada anaknya sehingga ia menjadi anak yang penakut dan kurang percaya diri.
Anak yang dididik oleh orang tua yang menerapkan pola asuh overprotektif akan tumbuh menjadi karakter yang tidak percaya diri, berkecil hati, tidak mempunyai inisiatif, serta takut untuk mengambil risiko. Selain itu, karakter ini akan menjadi kepribadian anak dan akan terbawa hingga ia dewasa.
2. Sulit Menangani Masalahnya Sendiri
Pola asuh orang tua yang overprotektif bisa membuat anak menjadi ketergantungan pada orang tua dan ia akan kesulitan dalam mencari jalan keluar untuk masalahnya sendiri.
Selain itu, anak juga akan sulit dalam mengambil keputusan karena biasanya orang tuanya lah yang turun tangan dalam menghadapi masalah yang ia punya. Sehingga, overprotektif akan membuat anak menjadi selalu mengandalkan orang tua dalam menyelesaikan masalah yang ia punya.
3. Anak Menjadi Pribadi yang Suka Berbohong
Pada dasarnya, setiap anak membutuhkan kebebasan untuk tumbuh dan berkembang. Namun, orang tua yang overprotektif cenderung lebih membatasi ruang gerak anak.
Karena merasa terlalu dibatasi dan dipantau ruang geraknya, anak akan mencari kesempatan untuk berbohong supaya ia bisa bebas dari kekangan orang tua.
Selain itu, berbohong juga menjadi “senjata” anak agar ia bisa terhindar dari hukuman karena telah melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua.
4. Anak Menjadi Mudah Cemas atau Gelisah
Anak yang menerima pola asuh overprotektif dari orang tuanya akan menjadi pribadi yang mudah cemas dan gelisah. Anak yang mengalami gangguan kecemasan ini terpengaruh dari rasa cemas orang tua yang berlebihan.
Sehingga, hal ini bisa membuat anak menjadi tidak siap dalam menghadapi hal atau situasi yang baru di kehidupannya, meskipun hal baru tersebut adalah hal yang kecil, seperti misalnya anak takut untuk berangkat atau pulang sekolah sendiri.
5. Takut Melakukan Kesalahan
Dampak buruk terakhir yang bisa timbul akibat pola asuh overprotektif pada anak yaitu ia menjadi takut melakukan kesalahan. Pengawasan orang tua yang berlebihan terhadap ruang gerak anak berisiko membuat anak menjadi mudah stres karena ia takut melakukan kesalahan yang bisa membuatnya dihukum.
Itulah 5 dampak buruk yang bisa berpengaruh terhadap perkembangan emosional dan kemandirian anak akibat menerima pola asuh yang overprotektif.