BalitaKeluargaTumbuh Kembang

Bagaimana Orang Tua Membuat Temper Tantrum Anak Lebih Buruk

Temper tantrum, atau aksi marah yang meluap-luap pada anak, seringkali menjadi momen sulit bagi orang tua. Namun, tanpa disadari, respons orang tua terhadap temper tantrum tersebut dapat memperparah situasi daripada meredakannya. Berikut adalah beberapa cara bagaimana orang tua bisa membuat temper tantrum anak menjadi lebih buruk:

  1. Memberikan Perhatian Negatif: Ketika anak melakukan temper tantrum, memberikan perhatian negatif seperti teriakan atau marah dapat memperkuat perilaku tersebut. Anak mungkin akan melanjutkan temper tantrumnya untuk mendapatkan perhatian dari orang tua.
  2. Memberi Reward untuk Temper Tantrum: Kadang-kadang orang tua tidak sengaja memberikan reward kepada anak saat melakukan temper tantrum. Misalnya, jika seorang anak mendapatkan permen setelah dia menangis keras, itu bisa menjadi insentif bagi anak untuk melakukan temper tantrum di masa depan.
  3. Tidak Konsisten dalam Menetapkan Batasan: Jika orang tua tidak konsisten dalam menetapkan batasan dan memberlakukan konsekuensi yang jelas saat anak melakukan temper tantrum, anak mungkin tidak mengerti bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima.
  4. Menjadi Terlalu Emosional: Reaksi yang terlalu emosional dari orang tua, seperti marah atau menangis, dapat membuat anak merasa lebih sulit untuk tenang. Anak cenderung meniru emosi yang mereka lihat dari orang dewasa di sekitar mereka.
  5. Tidak Menyediakan Alternatif yang Dapat Diterima: Kadang-kadang, anak melakukan temper tantrum karena mereka tidak dapat mengungkapkan kebutuhan atau keinginan mereka dengan kata-kata. Orang tua dapat membantu dengan menyediakan alternatif yang dapat diterima atau membantu anak untuk mengekspresikan diri mereka dengan cara yang lebih baik.

Untuk mengatasi temper tantrum dengan bijak, orang tua dapat melakukan hal-hal berikut:

  1. Tetap Tenang: Orang tua perlu tetap tenang dan tidak terbawa emosi saat menghadapi temper tantrum anak.
  2. Berikan Perhatian Positif: Memberikan perhatian positif ketika anak tenang dapat menguatkan perilaku yang diinginkan.
  3. Tetap Konsisten: Penting untuk tetap konsisten dalam menetapkan aturan dan konsekuensi.
  4. Berikan Pilihan yang Dapat Diterima: Memberikan anak pilihan yang dapat diterima dapat membantu mereka merasa lebih terkontrol atas situasi.
  5. Ajarkan Keterampilan Pengelolaan Emosi: Orang tua dapat mengajarkan anak keterampilan pengelolaan emosi seperti bernapas dalam-dalam atau menghitung hingga sepuluh untuk membantu mereka tenang.

Dengan memahami bagaimana respons orang tua dapat memengaruhi temper tantrum anak, kita dapat mengatasi situasi tersebut dengan lebih bijaksana dan membantu anak mengembangkan keterampilan pengelolaan emosi yang sehat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button