Dampak Negatif Sering Memarahi Anak
Imbas dari tindakan beberapa menit ke anak bisa berdampak hingga puluhan tahun
Seiring bertambahnya usia si kecil, ada saja tingkah lakunya yang dapat menguji kesabaran kita. Terkadang wajar jika satu atau dua tingkah si kecil membuat emosi TemanMama jadi tersulut dan kemudian memarahi anak, terlebih apabila anak tidak bisa dinasehati dengan baik. Tingkah laku anak yang membuat kesalahan, bisa dengan mudah membuat TemanMama marah, apalagi jika TemanMama sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Akan tetapi, tahukah TemanMama bahwa memarahi, meneriaki, atau membentak anak bukanlah solusi yang tepat, dan malah bisa berdampak negatif terhadap psikologis anak? Bukannya memahami nasihat TemanMama, si kecil justru bisa mengalami trauma psikis yang bisa mengganggu perkembangan mentalnya.
Karena itu, apabila si kecil melakukan kesalahan, ada baiknya TemanMama berusaha untuk menahan amarah. Pasalnya, jika TemanMama terlalu sering memarahi anak, hal ini akan berdampak buruk, seperti di antaranya:
1. Anak Menjadi Penakut dan Tidak Percaya Diri
Ketika si kecil melakukan kesalahan, bukan berarti TemanMama harus membentak dan memarahinya ya. Apabila TemanMama marah, mungkin anak hanya akan diam. Tetapi, anak diam karena merasa takut dan terancam.
Karena itu, terlalu sering memarahi anak bisa mengakibatkan anak menjadi pribadi yang penakut. Selain itu, terlalu sering memarahi anak juga dapat menurunkan rasa percaya diri si kecil, karena ia merasa apapun yang ia lakukan akan selalu salah di mata TemanMama.
2. Mengganggu Perkembangan Otak
Apabila TemanMama beranggapan jika memarahi anak tidak akan berdampak secara fisik seperti memukul, maka TemanMama salah. Menurut penelitian, anak yang sering dimarahi perkembangan otaknya akan terhambat dan ukuran otaknya bisa menjadi lebih kecil dibanding rata-rata anak yang seusianya.
Bagian otak yang paling terpengaruh yaitu bagian yang memproses bahasa dan suara. Hal ini terjadi karena otak lebih mudah memproses informasi negatif dibanding dengan yang positif. Artinya, bagian otak yang terpengaruh ini bisa menjadi “tumpul” akibat lebih sering menerima informasi negatif.
3. Mengalami Gangguan Mental dan Depresi
Mungkin TemanMama memarahi anak karena nasihatnya ingin didengar oleh anak. Tetapi sebetulnya dengan memarahi anak, ia mengerjakan apa yang diperintahkan karena rasa takut, bukan kemauan sendiri. Hal ini juga dapat dikatakan sebagai perilaku bully.
Selain rasa takut, si kecil juga bisa merasa dirinya tidak berharga, kecewa, sedih, dan hatinya terluka. Tentu saja hal ini bisa berefek buruk terhadap kesehatan mental anak. Selain itu, dampak negatif karena sering memarahi si kecil bisa membuatnya mengalami depresi.
4. Menjadi Pribadi Pemarah
Anak yang terlalu sering dimarahi bisa memiliki gangguan mental dan masalah perilaku di kemudian hari, seperti misalnya anak bisa menjadi pribadi yang pemarah. Selain itu, anak juga akan berpendapat bahwa marah, membentak, atau mengumpat merupakan respon yang normal dan wajar saat menghadapi suatu masalah.
Bahkan, mungkin anak bisa menjadi pribadi yang suka berkelahi atau sering memukul jika terjadi suatu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.
5. Sulit Bersosialisasi
Secara tidak langsung, dampak negatif akibat sering memarahi anak bisa membuatnya sulit untuk bersosialisasi. Anak yang sering dimarahi kemungkinan akan menghindari hubungan sosial atau pertemanan dengan siapa pun, karena dirinya takut dicela oleh teman-temannya.
Ini berarti anak akan kesulitan untuk mempunyai hubungan pertemanan dan persahabatan. Padahal, memiliki teman akan mendapatkan banyak manfaat untuk kehidupan anak di masa mendatang.
Dengan mengetahui buruknya dampak negatif akibat sering memarahi anak, mulai sekarang TemanMama harus berlatih untuk mengendalikan amarah, ya.