Baby blues syndrome adalah kondisi psikologis yang umum terjadi pada ibu baru setelah melahirkan. Meskipun umumnya tidak berbahaya, tetapi hal ini dapat memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan dan bisa mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari penderitanya. Karena itu, penting bagi setiap ibu untuk memahami penyebab baby blues agar bisa terhindar dari kondisi psikologis ini.
Nah, dalam artikel ini kita akan membahas mengenai beberapa penyebab baby blues syndrom yang perlu diketahui.
1. Perubahan Hormonal
Salah satu penyebab utama dari baby blues adalah perubahan hormonal yang terjadi dalam tubuh ibu setelah melahirkan. Setelah proses persalinan, hormon-hormon seperti estrogen dan progesteron tiba-tiba turun drastis, sementara hormon stres seperti kortisol akan meningkat. Kombinasi ini dapat mempengaruhi suasana hati dan kesejahteraan emosional seorang ibu, sehingga menyebabkan perasaan sedih, cemas, dan mudah tersinggung.
2. Kurang Tidur
Seorang ibu baru umumnya mengalami kurang tidur karena harus terjaga pada malam hari untuk merawat bayi yang sering terbangun. Nah, kurang tidur ini dapat memperburuk gejala baby blues, karena kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi keseimbangan emosional dan daya tahan tubuh.
3. Stres dan Kecemasan
Peran baru sebagai ibu, tanggung jawab merawat bayi, serta perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan tingkat stres dan rasa cemas meningkat. Selain itu, ketidakpastian tentang merawat bayi, masalah keuangan, dukungan sosial yang kurang, dan tekanan untuk kembali bekerja juga dapat menjadi faktor penyebab stres yang bisa memperburuk kondisi baby blues.
4. Perubahan Fisik
Selain perubahan hormonal, perubahan fisik pasca-melahirkan juga dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional ibu. Merasa tidak nyaman dengan perubahan bentuk tubuh, merasa dirinya tidak menarik, atau perubahan dalam kehidupan seksual dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kecemasan yang memperburuk gejala baby blues.
Selain itu, penyesuaian terhadap peran baru sebagai ibu juga dapat menimbulkan stres dan kekhawatiran pada diri seorang ibu.
5. Dukungan Sosial yang Kurang
Dukungan sosial yang kuat, seperti dari pasangan, keluarga, dan teman-teman sangat penting bagi kesejahteraan mental ibu pasca-melahirkan. Pasalnya, kurangnya dukungan sosial dapat meningkatkan risiko terjadinya baby blues, karena ibu merasa sendirian dalam menghadapi tantangan yang baru.
Baby blues ialah bagian normal dari proses pasca-melahirkan seorang ibu, tetapi hal ini bukanlah sesuatu yang harus diabaikan. Dengan dukungan yang tepat dan perawatan yang sesuai, seorang ibu baru dapat mengatasi tantangan ini dan bisa menikmati peran mereka sebagai orang tua dengan lebih baik.