Tips Menghadapi Suami yang Belum Siap Mempunyai Anak
Ketidaksiapan atau keraguan suami untuk memiliki momongan dapat dipecahkan dengan berbagai cara
Memiliki anak merupakan suatu dambaan yang dimiliki setiap pasangan. Namun, jika istri dan suami memiliki keinginan yang berbeda, berikut cara menghadapinya.
Sebelum menikah, pasangan sering membicarakan rencana masa depan mereka. Banyak orang membicarakan rencana memiliki anak. Ada pasangan yang ingin segera memiliki anak, ada pula yang menunda hingga merasa siap.
Berbagai faktor mempengaruhi keinginan suatu pasangan untuk memiliki anak. Masalah keuangan, kedewasaan, dan stabilitas hubungan menjadi permasalahan umum yang menyebabkan pasangan menunda untuk memiliki anak.
Tidak ada masalah jika keputusan yang diambil disetujui oleh kedua pihak, namun ada pula yang mengambil keputusan secara sepihak. Sang istri ingin segera punya momongan, namun suaminya masih ragu.
Apakah anda dan pasangan termasuk salah satu orang tersebut? Untuk mengatasinya, bacalah tips berikut ini:
1. Bicarakan sedini mungkin
Sebaiknya diskusikan masalah penting yang mempengaruhi masa depan hubungan rumah tangga sedini mungkin. Tidak ada salahnya membicarakan topik ini sebelum menikah. Semakin awal dimulai diskusinya, semakin baik, karena anda akan memiliki lebih banyak waktu untuk menyelesaikan permasalahan dan mempersiapkan diri. Jika anda sudah menikah, jangan pernah ragu untuk membahas topik ini. Mohon jangan membuat diskusi mengenai masalah sepenting ini terlalu lama.
2. Sering bergaul dengan keluarga lain
Suami sering kali “takut” memiliki anak karena tidak mengerti apa yang akan terjadi bila anak tersebut lahir. Ajak suami bertemu dengan temannya yang sudah mempunyai anak. Situasinya mungkin tidak selalu menyenangkan, tapi sesuatu hal yang bisa dipelajari dari dari hal tersebut
3. Diskusikan Rencana
Setelah anda mengetahui seperti apa keluarga orang lain, diskusikan dengan suami anda nantinya seperti apa keluarga yang ingin dibangun. Kenali harapan, ketakutan, dan impiannya. Dari hal-hal tersebut, perlahan-lahan anda bisa menyatukan potongan-potongan yang pada akhirnya bisa membentuk bentukĀ keluarga masa depan anda.
4. Pahami Rencananya
Jangan bersedih jika mendengar suamimu tak ingin memilik anak. Pikirkan baik-baik apakah ini keinginan sementara karena merasa belum siap, ataukah keinginan permanen. Jika sang suamin sama sekali tidak ingin memiliki anak, mungkin ia pernah mengalami masalah keluarga atau trauma di masa lalu.
Coba perlahan-lahan dekati apa yang benar-benar mengganggu suami dan bicarakan perlahan-lahan. Berusaha mencarikan solusinya agar kejadian serupa tidak terulang lagi di keluarga anda. Jika keinginan suami untuk menunda persalinan hanya bersifat sementara, cari tahu alasannya. Cobalah untuk berdiskusi bersama mengenai pro dan kontra memiliki anak saat ini dan tahun-tahun mendatang. Jangan pernah memaksakan sesuatu yang dapat menimbulkan konflik antara anda dan suami. Beri suami waktu untuk bersiap dan usahakan untuk tidak membuatnya stress.
5. Temukan alasan yang tepat
Anda akan berdebat tentang kenapa harus punya anak dan kenapa tidak ingin punya anak.
Pastikan anda memiliki alasan yang bagus dan masuk akal. Alasannya bukan hanya terkait dengan diri anda sebagai istri, tapi juga untuk kebaikan bersama sebagai keluarga. Dengarkan juga alasannya, jangan terlalu fokus untuk memaksakan kemauan sendiri, dan menganggap alasan anda yang paling benar. Jelaskan secara perlahan-lahan kepada suami bahwa seorang wanita memiliki usia yang tepat untuk hamil dan melahirkan. Pastikan rencana anda untuk memiliki anak tidak melebihi jangka waktu tersebut.
6. Bersikap Netral
Banyak pasangan yang mengalami situasi seperti ini akhirnya memilih jalan tengah. Tidak pernah mencoba, tidak juga mencegah memiliki anak. Banyak pasangan mencoba untuk tidak terlalu aktif dan lebih santai. Situasi ini memungkinkan sang suami untuk mengurangi tekanan dan belajar beradaptasi pada saat yang bersamaan