Sunat pada Anak Perempuan: Faktanya yang Perlu Diketahui
Sunat pada anak perempuan, atau yang lebih dikenal sebagai khitan perempuan, adalah suatu tindakan yang masih menuai kontroversi di berbagai belahan dunia. Berbeda dengan sunat pada anak laki-laki yang umum dilakukan karena tradisi dalam agama tertentu, seperti agama Islam, sunat pada anak perempuan merupakan tindakan yang umumnya tidak berhubungan dengan ajaran agama manapun, melainkan lebih bersifat budaya atau tradisional.
Nah, untuk lebih jelasnya,berikut ini adalah beberapa fakta yang perlu diketahui mengenai sunat pada anak perempuan.
1. Praktik Budaya dan Tradisional
Sunat pada anak perempuan umumnya merupakan praktik budaya dan tradisional yang tersebar di beberapa negara, seperti di Afrika, Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Tindakan ini seringkali dianggap sebagai bagian dari proses inisiasi atau sebagai cara untuk menjaga kebersihan pada perempuan.
2. Tidak Sama seperti Sunat pada Laki-laki
Meskipun menggunakan istilah “sunat”, namun prosedur sunat pada anak perempuan jauh berbeda dengan sunat pada anak laki-laki. Pada perempuan, proses sunat melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh bagian klitoris serta jaringan genital lainnya, yang mana hal ini dapat menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan fisik dan mental anak perempuan.
3. Berisiko Menimbulkan Gangguan Kesehatan
Berbeda dengan sunat pada anak laki-laki yang memang memiliki tujuan kesehatan, yaitu menurunkan risiko infeksi saluran kemih dan meminimalisir penularan penyakit menular seksual, sunat pada anak perempuan tidak memiliki alasan medis yang jelas.
Malah, sunat pada anak perempuan justru dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti infeksi, pendarahan berat, gangguan seksual, dan trauma psikologis.
4. Melanggar Hak Asasi Manusia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan organisasi kesehatan lainnya telah menegaskan bahwa sunat pada anak perempuan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Hal ini disebabkan karena tindakan tersebut melibatkan kekerasan fisik terhadap anak tanpa alasan medis yang jelas, serta merampas hak anak terhadap integritas fisik dan otonomi atas tubuhnya sendiri.
5. Adanya Upaya Penolakan
Meskipun sunat pada anak perempuan masih terjadi di beberapa negara tertentu, namun telah ada upaya yang signifikan untuk menghapus praktik ini. Banyak organisasi masyarakat sipil, aktivis, dan kelompok masyarakat telah bekerja keras untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya sunat pada anak perempuan dan mendorong perubahan perilaku di masyarakat.
Kesimpulannya, sunat pada anak perempuan adalah praktik yang tidak hanya tidak memiliki dasar medis yang jelas, tetapi juga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan dapat berdampak serius terhadap kesehatan fisik dan mental anak perempuan.
Karena itu, penting bagi elemen masyarakat untuk terus bekerja sama dalam upaya menghapus praktik ini dan memastikan bahwa setiap anak, tanpa memandang jenis kelaminnya, dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman, sehat, serta mendukung.