Bullying ialah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang dengan niat menyakiti atau merugikan orang lain, baik secara verbal, fisik, dan psikis. Perilaku bullying bisa terjadi di tempat kerja, sekolah, ataupun di lingkungan sosial.
Bullying bisa berdampak serius terhadap emosional dan kesejahteraan psikologis korbannya. Ini juga bisa menciptakan lingkungan yang tidak menyenangkan dan tidak aman bagi korban.
Karena itu, demi mencegah perilaku merugikan tersebut, pencegahan bullying bisa dilakukan mulai dari keluarga, yaitu dengan mendidik anak supaya menjadi pribadi yang baik dan suka menolong. Berikut beberapa tipsnya.
1. Ajarkan Empati pada Anak
Empati ialah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, serta merasakan apa yang orang tersebut rasakan. Apabila anak mempunyai rasa empati yang tinggi, tentu ia tidak akan menjadi pribadi yang suka menyakiti orang lain, terutama temannya.
Untuk mengajarkan empati pada anak, TemanMama dapat mengajarkannya untuk berdonasi pada korban bencana ataupun memelihara hewan peliharaan. Ajarkan juga anak untuk menolong orang lain di kondisi yang memerlukan bantuan.
2. Ajarkan Anak untuk Menghargai Perbedaan
Pada beberapa kasus, pelaku pembullyan membully temannya orang lain karena perbedaan penampilan, ras, agama, dan status ekonomi. Untuk menghindari hal ini, orang tua wajib mengajari anak untuk bisa menghargai perbedaan. Dengan demikian, si kecil bisa lebih menghargai orang lain.
3. Jelaskan Apa Itu Bullying
Beberapa anak melakukan tindakan bully pada temannya karena mereka tidak mengerti bahwa perilaku itu salah dan buruk. Karena itu, agar anak tidak menjadi pelaku bullying, TemanMama perlu memberi tahu anak bahwa tindakan ini merupakan perilaku yang buruk dan bisa merugikan orang lain.
Beri tahu juga pada anak bahwa bukan hanya berakibat buruk pada temannya, perilaku bullying juga bisa merugikan diri sendiri.
4. Jangan Acuh terhadap Perilaku Kasar
Pertengkaran sesama saudara kandung sebetulnya merupakan hal yang biasa dan wajar terjadi. Namun, di sini TemanMama tidak boleh memihak salah satu anak, walaupun perilaku kasar dilakukan oleh pihak yang benar.
Sebab, jika hal ini dibiarkan, perilaku kasar tersebut dapat berkembang di lingkungan sosial maupun sekolahnya, terlebih jika anak merasa dirinya benar. Karena itu, saat kedua anak bertengkar, dudukan mereka bersebelahan dengan TemanMama, setelah itu barulah mencari jalan keluar dari masalah yang memicu pertengkaran saudara