Dampak Trauma Masa Kecil pada Anak
Pengalaman trauma masa kecil dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan anak. Trauma dapat mencakup berbagai pengalaman seperti kehilangan orang tua, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, perceraian dan lainnya.
Kebanyakan orang tua mungkin tidak pernah membayangkannya. Orangtua cenderung berpikir bahwa trauma masa kecil tidak akan diingat dan hanya berdampak di masa kanak-kanak. Dengan memahami permasalahan ini, orang tua dapat mencegah anak mengalami trauma atau memberikan dukungan yang tepat jika anak mengalami trauma. Selain itu, orang tua juga dapat memahami tanda-tanda trauma pada anak dan mencari bantuan profesional.
Dampak anak yang mengalami trauma
Selain dampak psikologis pada anak. Anak yang memiliki pengalaman tidak mengenakan atau mengalami trauma juga berakibat pada hal-hal lain.
1. Memiliki kecemasan yang tidak wajar
Biasanya anak yang secara tiba-tiba mengalami kecemasan ataupun ketakutan disebabkan karena mengingat perlakuan buruk yang pernah mereka alami.
2. Anak menjadi pendiam
Kalau biasanya sifat anak periang dan terbuka dengan orang tuanya, lalu mendadak ia jadi pendiam dan tertutup, Anda patut curiga. Apalagi kalau ia sampai menjauh dari Anda.
Coba dekati anak Anda dengan penuh perhatian. Lalu tanyakan apa yang sedang mereka pikirkan atau seputar perubahan perilakunya tersebut.
3. Kesulitan dalam hubungan sosial
Anak yang trauma umumnya dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau orang dewasa. Tak hanya itu, mereka mungkin juga menjadi lebih tertutup atau cemas dalam situasi sosial.
4. Mudah Marah atau Mudah Tersinggung
Trauma dapat mempengaruhi cara seseorang merespon situasi tertentu secara emosional. Pengalaman traumatis yang tidak teratasi dengan baik, dapat menyebabkan rasa cemas, ketakutan, atau kekhawatiran yang terus-menerus. Bahkan ketika seseorang dewasa.
Kondisi ini bisa menyebabkan kesulitan dalam mengatur emosi dan merespon situasi yang menantang dengan cara yang sehat dan sesuai. Ada kemungkinan seseorang sulit mengenali, mengekspresikan, dan mengendalikan emosi mereka.
5. Gangguan Tidur
Gangguan ini sering terjadi pada orang yang memiliki trauma. Misalnya saja insomnia, mimpi buruk, bangun tidur tengah malam, atau kesulitan untuk tidur nyenyak.
Hal ini terjadi karena perasaan cemas, ketidakamanan, dan stres yang berkelanjutan akibat trauma tersebut. Selain itu, juga mengakibatkan terganggunya sistem saraf dan hormon yang mempengaruhi pola tidur.
Oleh karena itu, jika anak mengalami gangguan tidur yang berkelanjutan, penting untuk mencari bantuan profesional.
6. Dampak Kesehatan Fisik
Ketika seorang anak mengalami peristiwa traumatis, hal itu dapat mengganggu perkembangan fisiknya. Ini karena stres dan rasa takut yang mereka rasakan dapat mengganggu perkembangan sistem kekebalan dan saraf pusat Si Kecil, sehingga lebih sulit untuk mencapai potensi penuh.
Jangan biarkan anak anda memiliki trauma masa kecil yang akan menghambat tumbuh kembang mereka, trauma yang sangat dalam dimiliki anak akan berdampak dalam jangka panjang yang mungkin akan diingatnya sampai dewasa.
Jika anak anda memiliki trauma segeralah lakukan konsultasi kepada profesional, ataupun anda juga bisa mengajak anak sharing bersama